Laporan observasi ke sangiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Fosil adalah benda-benda yang pernah ada di
dunia ini dan lama terkubur di dalam tanah sehingga saat ini ketika ditemukan
sudah berubah menjadi batu atau sekeras batu. Khususnya di Indonesia fosil
banyak ditemukan di daerah Sangiran yaitu di daerah yang terletak di sebelah
utara kota Solo daerah perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun
benda-benda temuan tersebut semuanya kini disimpan dan dikoleksi di Museum
Sangiran guna penelitian-penelitian para ahli baik dari dalam negrei sendiri maupun peneliti dari Manca
negara.
Untuk itulah kami serombongan mengadakan
studi banding di Sangiran pada hari Selasa tanggal 5 Mei 2009, guna melihat
secara langsung fosil-fosil apa saja yang dikoleksi di Museum tersebut. Penekanan
kelompok kami adalah pada fosil-fosil hewan, apa saja yang dikoleksi di Museum
Sangiran.
B. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami ungkapkan
di sini adalah sebagai berikut :
1. Pengertian
fosil menurut pelajaran sejarah itu apa.
2. Fosil
hewan menurut pelajaran sejarah ada berapa.
3. Ada
berapa jenis fosil hewan yang dikoleksi Museum Sangiran.
4. Sejak
kapan fosil hewan dikoleksi oleh Museum Sangiran.
5. Berasal
dari mana saja fosil hewan yang dikoleksi Museum Sangiran.
6. Apa
saja manfaat fosil-fosil hewan dikoleksi di Museum Sangiran.
C. Alasan
Pemilihan Judul
Dalam menyusun karya tulis ini kelompok
kami mengambil judul “JENIS-JENIS FOSIL HEWAN DI SANGIRAN” dengan alasan
sebagai berikut :
1. Banyak
hewan yang hidup beberapa tahun sebelum kita ada, seperti apa sajakah hewan
tersebut?
2. Ada
berapa macam jenis hewan yang hidup sebelum kita ada yang dapat dibuktikan
dengan penemuan fosilnya?
3. Fosil-fosil
yang dikoleksi merupakan bukti nyata bahwa mereka pernah ada.
4. Kami
sekelompok ingin mengetahui jenis-jenis hewan yang hidup beberapa ribu tahun
sebelum ini dengan mempelajari fosil-fosilnya yang dikoleksi oleh museum di
Sangiran.
Berdasarkan empat hal tersebut di atas maka
kelompok kami mulai menyusun laporan hasil observasi maupun wawancara dengan
bagian informasi.
BAB II
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
A. Persiapan
Sebelum Penelitian
Sebelum penelitian berlangsung terlebih
dahulu pembimbing memberi arahan tentang segala sesuatu yang perlu dipersiapkan
diantaranya sebagai berikut :
1. Memilih
tema yang akan ditulis.
2. Mempelajari
masalah yang sesuai dengan tema yang akan dipilih.
3. Mempersiapkan
pertanyaan-pertanyaan baik kepada pemandu maupun objek bahasan yang sesuai
tema.
4. Mempersiapkan
alat tulis dan alat-alat dokumentasi baik berupa kamera maupun alat perekam
suara.
B. Saat
Kunjungan / Penelitian
Sesuai dengan agenda yang telah dibuat oleh
panitia penyelenggara out door study bahwa pelaksanaan out
door study dilaksanakan hari Selasa tanggal 5 Mei 2009. Berangkat dari
MAN Wonokromo tepat pukul 07.30 WIB dan sampai di lokasi pukul 09.30 WIB.
1. Sesampai
di Sangiran rombongan dibawa ke gedung Teater Sangiran terlebih dahulu untuk
menyaksikan pemutaran film tentang penemuan fosil-fosil disana.
2. Sesudahnya
rombongan dibawa masuk ke Museum Sangiran untuk melihat-lihat koleksi
fosil-fosil yang tersimpan rapi di rak-rak maupun almari-almari.
3. Acara
yang ketiga siswa-siswi diberi kebebasan untuk wawancara maupun mengambil
gambar di sekitar lingkungan Sangiran.
4. Acara
yang keempat siswa-siswi boleh melakukan wawancara tambahan yang dianggap
kurang untuk melengkapi data yang kami perlukan.
Dan kunjungan di Museum Sangiran berakhir jam 13.00 WIB
setelah sebelumnya kami melakukan sholat dhuhur berjamaah dan makan siang.
C. Sesudah
Penelitian
Pada hari Kamis tanggal 7 Mei 2009 kami
sepakat mengadakan pertemuan dengan seluruh anggota kelompok dan didampingi
pembimbing, bertempat di perpustakaan MAN Wonokromo kami mencoba menerangkan ke
dalam bentuk tulisan dari apa yang telah kami dapatkan pada saat penelitian.
Tepat jam 12.00 kami akhiri dan hasilnya lebih lanjut akan diteliti dan
dikoreksi oleh pembimbing kami.
D. Metode
Penelitian
Untuk memperoleh data-data yang kami
perlukan ada beberapa cara yang kami tempuh, diantaranya adalah sebagai berikut
:
1. Melihat
dan mendengarkan dari pemutaran film tentang penemuan-penemuan di sekitar
Sangiran.
2. Melihat
dan membaca dari foto-foto di Museum Sangiran.
3. Mendengarkan
penjelasan dari petugas Museum Sangiran.
4. Tanya-jawab
(wawancara) dengan pemandu wisata di Museum Sangiran.
5. Observasi
dan pengamatan langsung di lokasi Museum Sangiran.
6. Membaca
dari internet.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Berdirinya Museum Sangiran
Bermula dari penelitian Van Koeningswald pada tahun 1930an dibantu Toto Marsono Kepala
Desa Krikilan pada saat itu. Toto Marsono mencari balung buto (tulang raksasa)
yang merupakan fosil sisa-sisa jasat hidup
manusia dan hewan purba yang terawetkan dalam lapisan bumi.
Setelah Van Koeningswald tidak aktif lagi
melaksanakan penelitian di Sangiran, kegiatan tersebut diteruskan oleh Toto
Marsono. Untuk menampung hasil temuannya berupa fosil yang semakin hari semakin
bertambah maka pada tahun 1974 Gubernur Jawa Tengah melalui Bupati Sragen
membangun museum kecil di desa Krikilan Kecamatan Sragen di atas tanah seluas
1.000 m2, museum tersebut diberi nama Museum Plestosen.
Tahun 1983 pemerintah pusat membangun
museum beru yang lebih besar di desa ngampon Kelurahan Krikilan Kecamatan
Kalijambe Kabupaten Sragen. Didirikan di atas tanah seluas 16.675 m2.
Selain berfungsi untuk memamerkan fosil temuan dari kawasan Sangiran juga
berfungsi untuk mengkonservasi temuan yang ada dan sebagai pusat perlindungan
serta pelestarian kawasan Sangiran.
Pada tahun 1977 Museum Sangiran ditetapkan
sebagai daerah cagar budaya melalui SK menteri P dan K No. 0701 0119 77
tertanggal 15 Maret 1977, dan pada tanggal 25 Juni 1995 situs Sangiran
dinominasikan ke UNESCO. Tanggal 5 Desember 1996 situs Sangiran resmi diterima
UNESCO sebagai warisan budaya dunia dan dicatat dalam world heritage
list no. 593 dengan nama “Sangiran early man sit” (dokumen WHL
96 / Con / 2201 / 21) disebarluaskan UNESCO melalui UNESCO pers No. 96-215.
B. Macam-macam
jenis fosil hewan di Sangiran
Koleksi yang ada di museum Sangiran secara
keseluruhan mencapai 13.808 koleksi akan selalu bertambah karena di setiap
musim hujan kawasan Sangiran selalu mengalami erosi yang sering menyingkapkan
temuan fosil dari dalam tanah.
Koleksi yang ada di Museum Sangiran antara
lain : fosil manusia, fosil hewan, fosil tumbuhan, fosil batu-batuan sendimen
tanah, fosil peralatan yang terbuat dari batu yang dulu pernah dibuat dan
digunakan manusia purba yang tinggal di Sangiran. Namun lebih rinci yang akan
kami teliti hanya fosil hewan. Adapun jenis-jenis fosil hewan yang dikoleksi di
Museum Sangiran adalah sebagai berikut :
1. Fosil
Mulusca
Molusca termasuk filum invertrebrata,
terbagi menjadi 7 klas dan lebih dari 10.000 species disimpan di museum
Sangiran.
Pada garis besarnya mulusca terbagi menjadi dua yaitu :
a. Klas
pelecipoda (kerang dengan cangkang)
Dan ini terdiri dari beberapa jenis diantaranya :
- Venericardie
- Area
- Pecten
- Terlina
- Ostrea
- Skeinkern
- Fragmen
tridacna
- Vermentus
b. Klas
gastropoda (kerang bercangkang spiral)
Terdiri dari beberapa jenis diantaranya :
- Orthaulex
- Olivia
- Turbo
- Eupleura
- Strombus
- Turritella
- Conus
- Urosalpinx
- Buecina
- Stinkera
Jenis hewan ini banyak ditemukan pada formasi kali bening
dan pucangan.
2. Fosil
Fish And Crab
Ikan dan kepiting ditemukan di Kawasan
Cagar budaya Sangiran dan itu menunjukkan bahwa daerah tersebut adalah
merupakan lautan kemudian berubah menjadi danau, rawa-rawa dan akhirnya berubah
menjadi daratan.
Beberapa fragmen tulang ikan dan kepiting
serta tanggal penemuan yang dikoleksi museum Sangiran adalah sebagai berikut :
a. Sirip
ikan bagian depan
Ditemukan pada tanggal 4 Januari 1991 oleh Bapak Purnomo
di Dayu, Gondangrejo, Karanganyar, dalam Formasi Pucangan.
b. Kepiting
Ditemukan pada tanggal 6 April 1976 di Bukuran,
Kalijambe, Sragen oleh Bapak Mitro dalam Formasi Pucangan.
c. Rahang,
sirip, dan ruas tulang belakang ikan
Ditemukan oleh Bapak Suwarno pada tanggal 20 November
1975 di Bungkuran, Sragen, dalam Formasi Pucangan.
d. Gigi
ikan hiu
Ditemukan oleh Bapak Sutarjo pada tanggal 6 April 1977 di
Desa Bukuran dalam Formasi Pucangan.
3. Kudanil
(Hippopotamus)
Kudanil adalah binatang darat yang hidup di
rawa-rawa / danau dan dapat menyelam dalam air selama 5 menit dengan cara
menutup lubang hidung dan matanya, binatang ini ditemukan pada formasi pucangan
dan kabuh.
Beberapa bagian dari kudanil yang ditemukan adalah
sebagai berikut :
a. Rahang
bawah (manybula)
Ditemukan oleh Sudikromo pada tanggal 20 Februari 1994 di
tebing sebelah barat Grogolan, Bukuran, Kalijambe, Sragen.
b. Rahang
atas (maxilla)
Ditemukan oleh Mujimin pada tanggal 25 April 1994 di Pablengan,
Krikilan, Kalijambe, Sragen.
c. Tulang
iga (tibia)
Ditemukan oleh Warsito pada tanggal 4 Januari 1993 di
Bubak Ngebung, Kalijambe, Sragen.
d. Tulang
kaki depan bagian atas (humerus)
Ditemukan oleh Warsito pada tanggal 28 Desember 1993 di
Krikilan, Kalijambe, Sragen.
4. Tengkorak
Kerbau
(bubalus palaeokerakabau) ditemukan pada tanggal
20 November 1992 oleh Tardi di Dukuh Tanjung, Dayu, Gondangrejo, Karanganyar.
5. Gajah
Purba
Gajah purba yang pernah hidup di Cagar Budaya Sangiran
antara lain :
a. Mastodon
sp.
Ditemukan oleh Marjono pada tanggal 5 Januari 1992 pada
Formasi Kabuh.
b. Tulang
rusuk (costa) gajah stegodon
Ditemukan oleh supardi pada tanggal 3 Desember 1991 pada
Formasi Pucangan atas.
Beberapa fosil bagian dari tubuh gajah yang dikoleksi di
Museum Sangiran antara lain :
- Rahang
atas
- Gading
- Tulang
panggul
- Ruas
tulang jari
- Ruas
tulang belakang
- Ruas
tulang leher
- Gigi
geraham bawah
6. Fosil
Bovidae
Bovidae adalah kelompok hewan bertanduk
seperti kerbau dan banteng yang ditemukan pada formasi pucangan dan kabuh.
Beberapa bagian fosil kerbau dan banteng yang dikoleksi di museum Sangiran
adalah :
a. Tulang
belakang (vertebratae)
Ditemukan oleh Sutanto pada tanggal 26 Mei 1977.
b. Rahang
bawah (mandibula)
Ditemukan oleh Paino pada tanggal 10 Desember 1994.
c. Tulang
rusuk (costa)
Ditemukan oleh Sutanto pada tanggal 17 Mei 1977.
d. Tulang
paha (femur)
Ditemukan oleh Warsito pada tanggal 1 Februari 1994.
e. Tulang
kering (tibia)
Ditemukan oleh Jumadi pada tanggal 10 Mei 1977.
f. Tulang
tapak kaki (metacarpal)
Ditemukan oleh Mul Tukiman pada tanggal 3 November 1994.
g. Tulang
kaki depan atas (humerus)
Ditemukan oleh Mul Tukiman pada tanggal 28 Januari 1995.
h. Tengkorak
(cranium)
Ditemukan pada tahun 1975.
7. Fosil
Rusa
Beberapa fosil rusa yang dikoleksi oleh Museum Sangiran
adalah sebagai berikut :
a. Tanduk
rusa jenis cervus hippelaphus dan jenis cervus cydektery
b. Tengkorak
rusa (cranium)
c. Rahang
bawah (mandibula)
d. Rahang
atas
e. Tulang
pinggul
f. Bobois
sateng
g. Tulang
paha (femur)
h. Tulang
telapak kaki belakang bawah
i. Tulang
pengumpil
j. Ruas
tulang jari
k. Ruas
pergelangan kaki belakang domba
8. Fosil
Babi
Beberapa bagian dari fosil babi ini dikoleksi oleh Museum
Sangiran, antara lain :
a. Rahang
atas babi
Ditemukan oleh Mitro pada tanggal 14 maret 1977 di
Krikilan, Kalijambe Sragen.
b. Rahang
bawah babi
Ditemukan pada tahun 1976 pada Formasi Kabuh.
9. Fosil
Harimau
Beberapa bukti adanya kehidupan harimau
adalah dengan ditemukannya fosil-fosil harimau antara lain :
a. Tengkorak
harimau
Ditemukan oleh Ngadino di Wonolelo Kalijambe Sragen pada
24 Desember 1993.
b. Tulang
paha harimau
Ditemukan di Wonolelo Brangkal, Gemocong Sragen pada 12
Juni 1993.
c. Taring
harimau
Ditemukan oleh Ngadino pada tanggal 25 April 1991 di
Wonolelo, Ngebung, Kalijambe Sragen.
10. Fosil
Kura-Kura
Fosil kura-kura ditemukan oleh Sanyoto pada
tanggal 8 Desember 1994 di Pucangan, Ceklik, Bukuran, Kalijambe Sragen.
11. Fosil
Buaya
Bukti adanya buaya pada kehidupan zaman
purba adalah ditemukan fosil rahang atas dan gigi buaya oleh Warsito pada
tanggal 4 Januari 1993 di Pucangan, Krikilan Kalijambe Sragen.
BAB IV
FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
A. Faktor
Pendukung
Beberapa faktor pendukung dalam penulisan karya ilmiah
ini antara lain :
1. Kekompakkan
semua anggota kelompok dirasa amat mendukung dalam menyusun karya ilmiah ini,
tanpa kekompakan itu tidak mungkin karya ilmiah ini dapat terwujud.
2. Mudahnya
menemui pembimbing sumber informasi di lapangan dan dengan gamblang memberikan informasi tentang data-data
yang kami butuhkan.
3. Ketelatenan
pembimbing dalam mengoreksi dan pemberi arahan dalam penulisan karya ilmuah ini
dirasa sangat mendukung karena pada awalnya kami merasa tidak nyaman karena
ketelitiannya namun sekian dengan sabar menuntun dan membetulkan
kesalahan-kesalahan kami sehingga menjadi karya ilmiah yang siap disajikan dan
dibaca.
B. Faktor-faktor
penghambat
Beberapa faktor penghambat yang kami
rasakan dalam penulisan karya ilmiah iniadalah sebagai berikut :
1. Penulisan
sangat dibatasi oleh waktu yang bersamaan dengan waktu-waktu menjelang ulangan
umum kenaikan kelas sehingga memecah perhatian, mana
yang mesti kami dahulukan.
2. Langkanya
brosur-brosur maupun pamlet tentang museum dan koleksi-koleksi di Museum
Sangiran dan tidak diterbitkannya buku-buku panduan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada penulisan karya ilmiah ini penulis dapat
menyimpulkan beberapa hal, antara lain :
1. Museum
Sangiran berdiri untuk pertama kali tahun 1974 yang diprakarsai oleh Gubernur
Jawa Tengah di atas tanah seluas 1000 m2, sedang SK Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1977 no. 070/0/1977 tertanggal 15 Maret 1977.
Sedangkan dunia baru mengakui pada tanggal 5 Desember
1996.
2. Jenis-jenis
fosil hewan yang dikoleksi di Museum Sangiran ada II macam diantaranya
a. Fosil mulusca (kerang)
b. Fosil fish
and crab (ikan dan kepiting)
c. Fosilhippopatamus (kudanil)
d. Fosil bubalus palaekerakabau (kerbau)
e. Fosil elephas namadicus (gajah)
f. Fosil bovidae (banteng)
g. Fosil cervus (rusa)
h. Fosil brachynathus (babi)
i. Fosil cranium
fellis palaejavanuca (harimau)
j. Fosil
kura-kura
k. Fosil
buaya
B. Saran-saran
Tidak banyak yang akan kami sampaikan pada penulisan
karya ilmiah ini:
1. Melihat
besarnya Museum Sangiran tentulah sangat memakan biaya yang amat besar, akan
tetapi sepertinya kurang terawat sehingga kelihatan kumuh.
2. Hendaknya
diterbitkan brosur-brosur dan pamflet
yang memudahkan peneliti mendapatkan data tentang Museum Sangiran dan isinya.
3. Out
door study dilaksanakan
pada awal semester sehingga cukup
waktu untuk penulisan laporannya.
No comments:
Post a Comment